Ayo pilih !

Kamis, 27 November 2014

SEJARAH SINGKAT SD KANISIUS KOTABARU


I.         MASA AWAL MULA
Setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945, di mana kemudian rakyat Indonesia memulai berbagai kegiatan untuk mengejar ketinggalannya selama berabad-abad dijajah oleh bangsa-bangsa asing. Kegiatan tersebut antara lain adalah pendidikan, dalam hal ini gereja Katolik juga turut pula memikirkan hal ini. Romo B. Sumarno, SJ yang ketika itu menjabat sebagai pastor paroki Kotabaru merasa tergugah  dengan mengumpulkan anak-anak di sekitarnya dan terkumpullah 25 anak. Dibantu oleh tokoh-tokoh paroki antara lain Dr. Sentral, Bapak Sosroyudo, SH, Bapak Sujadi mulai mendirikan Sekolah Taman kanak-kanak yang kemudian juga mendirikan Sekolah Rakyat. Sebagai lokasinya adalah kompleks KOLSANI dan gedung WIDYAMANDALA dengan 6 kelas. Namun Tuhan masih memberikan cobaan yaitu tahun 1948 Belanda kembali ingin menjajah Indonesia, Yogyakarta sebagai ibukota Republik Indonesia menjadi sasaran utama dengan membumihanguskan beberapa bangunan termasuk Komplek Kolsani dan Widya Mandala.
Situasi itu hanya berlangsung selama sekitar 1 tahun, kota Yogyakarta kembali ke pangkuan Republik Indonesia. Pada tahun itu pula TK dan SD Kanisius Kotabaru mulai mengadakan proses belajar mengajar lagi malahan kelasnya bertambah menjadi 9 kelas, karena tempat tidak mencukupi maka atas petunjuk Bapak Drijoatmojo dan Bapak L. Djamin dicari pinjaman tempat yaitu bekas gedung pertunjukkan kesenian di Jl. Mataram sekarang komplek Yayasan Realino. Tempat belajar yang berada di 3 tempat dirasa kurang menguntungkan, kemudian oleh Romo B. Sumarno, SJ dan Romo B. Schouten, SJ dicarilah sebidang tanah yang bisa menampung siswa sekitar 350 anak didik. Setelah dicari beberapa tempat, atas berkat Tuhan akhirnya didapatkan sebidang tanah seluas sekitar 3000 m2 yang terletak di sebelah selatan Kolsani tanah milik Kasultanan yang disewa PJKA atau yang menjadi cikal bakal komplek TK dan SD Kanisius Kotabaru sekarang ini.

II.      MASA PEMBANGUNAN
Dalam musyawarah antara pihak PJKA dengan Yayasan Kanisius di Yogyakarta disepakati bahwa tanah tersebut bisa ditempati untuk mendirikan sekolah dengan sistem sewa selama 25 tahun, dengan berbagai ketentuan-ketentuannya. Kemudian mulailah dibangun gedung semi permanen dari bahan kayu yang didatangkan dari Jawa Timur sehingga berdiri 11 ruang kelas dan 1 ruang untuk guru/Kepala Sekolah serta sebagian untuk tempat sepeda, WC, KM. Secara resmi diberkati oleh Monsinyur A. Sugijopranoto, SJ pada tahun 1955 tang ketika itu menjabat sebagai Uskup Agung Semarang. Setelah bangunan gedung cukup layak untuk kegiatan proses belajar mengajar, maka mulai tahun tersebut fokus kegiatan adalah meningkatkan atau menata mutu hasil belajar siswa-siswi. Waktu itu jumlah ruang kelas tidak sepadan dengan animo masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anak-anaknya di SD Kanisius Kotabaru, maka masih ada siswa-siswi yang terpaksa masuk sore. Kemudian timbul pemikiran alangkah baiknya kalau mereka semua bisa masuk pagi, namun konsekwensinya harus diadakan penambahan ruang kelas baru. Tahun 1959 untuk mengimbangi problem tersebut dibangunlah gedung baru seluas 8 x 32 meter yang sampai sekarang dipakai untuk TK dan aula. Tahun-tahun berikutnya mulai secara bertahap merehab beberapa bagian bangunan misalnya mengganti langit-langit yang dahulunya dari bambu dengan eternit.
Mengingat tahun 1978 adalah batas akhir status sewa PJKA kepada pihak Kraton sudah berakhir, maka mulailah dirintis permohonan ijin kepada pihak Kraton dari sewa menjadi magersari. Sekali lagi atas berkat Tuhan dan kebaikan dari pihak Kraton, permohonan tersebut dikabulkan dengan keluarnya Surat Kekancingan hak magersari tanah Kraton No. 73/W&K/78 tanggal 12 Oktober 1978 seluas ± 4000 m2 yang semula 3000 m2 ditambah 1000 m2. Dengan keluarnya surat tersebut, sekolah mulai menertibkan lingkungannya yaitu membuat pagar tembok keliling/pager bumi.
Tahun 1980 sebuah lembaga sosial Foster Parents Plan Internasional (PKAK) memberikan bantuan sebesar Rp 8.800.000 yang semula akan dipergunakan untuk penembokan/sekat ruang kelas, akhirnya dengan sistem swa kelola sekolah dan kerja sama dengan BP 3 berhasil dibangun gedung dua lantai. Namun gedung baru yang terdiri 4 lokal tersebut keadannya masih kosong, atas bantuan Direktur PKAK perwakilan Jakarta beliau berkenan memberikan bantuan 60 setel tempat duduk anak dan 2 buah almari guru. Bangunan tersebut 7 x 16 meter dengan nilai bangunannya sebesar Rp 14.700.000. Tanggal 28 September 1981 oleh Ny. Yaap van Arkel sebagai pimpinan tertinggi PKAK berkenan meresmikan penggunaan gedung tersebut, dengan pemasangan prasasti yang bertuliskan JAAP VAN ARKEL BUIDING DEDICATED OKTOBER 1981. Terima kasih pada Tuan dan Nyonya Jaap van Arkel, semoga jasamu kami kenang selalu.
Tahun 1982 pemerintah memberi bantuan rehabilitasi gedung sebesar Rp 2.950.000 dengan ijin khusus, dana rehab tersebut digunakan untuk membangun ruangan berukuran 4 x 12 meter yang dipersiapkan untuk bangunan 2 lantai. Sampai selesainya bangunan tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 3.350.000 yang diresmikan Juli 1983 sampai sekarang menjadi kantor Kepala Sekolah.

III.   MASA SEPULUH TAHUN TERAKHIR
1.      Tahun 1988 membuat door lop yang menghubungkan gedung lama dan  gedung baru, sehingga bila hujan terbebas dari guyuran air, serta memindahkan pintu butulan sebelah barat yang tadinya ada di belakang dipindahkan ke depan lurus dengan gedung lama. Pada tahun 1988 sekolah mengadakan ulang tahun ke-40 berdirinya SD Kanisius Kotabaru (Pancawindu) dengan mengadakan kegiatan pameran, bazar, pasar murah dan puncaknya dengan malam kesenian. Dalam acara puncak malam kesenian tersebut dilepas purna tugas Bapak G. Sumpoyo, Kepala Sekolah SDK Kotabaru I dan Ibu Y. Sri Rahayu guru SD Kanisius Kotabaru II.
2.      Untuk keserasian lingkungan SD Kanisius Kotabaru jalur jalan belakang dan halaman diperkeras dengan konblok. Karena dana yang minim konblokisasi dikerjakan 3 tahap:
-          Tahap I tahun 1990 pemasangan konblok jalur belakang seluas 50 mx 1m (separoh panjang gedung).
-          Tahap II tahun 1993 pemasangan konblok halaman di sekitar panggung terbuka seluas 60 m2.
-          Tahap ke III pemasangan konblok halaman sebelah utara Aula, halaman bagian barat, dan meneruskan jalur belakang Gedung SD lama seluas 120 m2. Di samping konblokisasi tahun 1996 ini juga pengecatan pintu, jendela dan dinding gedung baru sehingga menambah keserasian gedung.
-          Dana pembangunan tersebut dikumpulkan dari dana BPK (dari pemerintah dan sumbangan wali murid).

3.      Selain itu dari keuangan BP 3 setiap tahun diprogramkan penutupan atau penyekatan antara serambi dan ruang kelas (sekarang masih tiga ruang) untuk menghindari kebisingan antarkelas yang terbuka serta mengurangi gangguan lalu lintas yang melewati serambi.

1 komentar:

Salam sejahtera untuk semua, anak-anak yang terkasih untuk memajukan blog yang pak Thomas buat untuk anak-anak silahkan memberikan komentar atau pesan untuk temannya juga boleh. Caranya memilih anonymous atau kalau sudah punya blog silahkan dengan namanya sendiri. salam dari Pak Thomas